11 November 2009

Sate Tulang

Meskipun namanya sate tulang, tapi ngga berarti tinggal tulang doang yang disate.

Bentuknya mungkin agak aneh, seperti bongkahan yang lumayan besar untuk ukuran sate. Tapi kalau soal rasa... Enak gila.. Lebih gurih dan nikmat, mungkin pengaruh dari kulit dan tulang yang ikut dibakar sehingga lemak yang ikut terbakar memberikan nilai, rasa dan reaksi yang membuat dagingnya terasa beda dibandingkan dengan sate ayam yang biasa.

Perjuangan waktu makan juga memberikan sensasi tersendiri. Beda dengan sate biasa yang cara makannya juga biasa, tinggal gigit, tarik, kunyah dan telan.
Makan sate tulang butuh usaha ekstra. Tetap digigit, tapi jangan sembarangan gigit soalnya ada tulang. Kalau gigi kuat seperti iklan pepsodent sih ngga apa-apa, paling tulangnya hancur. Masalahnya kalau giginya yang hancur, apes khan.
Tarik dan kunyah hati-hati, siapa tahu ada tulangnya yang ikut dikunyah. Yang terakhir, kulit dan dagingnya boleh dan aman ditelan. tapi kalau tulangnya sebaiknya dipikir ulang kalau mau ditelan. Resiko ditanggung sendiri, yang jual ngga bakalan mau tahu kalau anda sampai semaput gara-gara menelan tulangnya.

Ohya, satu lagi... Tusuknya sate bisa dipakai sebagai gantinya tusuk gigi (kalau misalnya kehabisan tusuk gigi). Tapi sekali lagi, tusuk sate ngga bisa dimakan, cuma orang iseng dan aneh aja yang mau makan sate sekalian sama tusuk satenya.

Bumbu satenya khas warna merah. Bisa saja dimakan tanpa bumbu yang warna merah. Bagi yang suka pedas, minta sambal pedasnya (sebenarnya itu sambal buat soto). Tapi enak kalau dimakan sama sate.

Waktu pesan sate tulang, ada sedikit selingan yang lumayan menghibur. Datangnya dari calon pembeli yang biasanya baru pertama kali mencoba dan akan mencicipi sate tulang.

“Ini sate apa?” (bisa dimaklumi, baru pertama kali lihat).

“Sate tulang ya, tulang apa?” (masih bisa dimaklumi, pastinya yang dijual ngga mungkin tulang dinosaurus karena pasti makan tempat dan harganya mahal).

“Bisa dimakan ya?” (pertama.. ini orang datang ke tempat makan buat beli makanan atau mainan sih!. kedua... Ya, sebenarnya sih terserah dia, mau dipajang atau buat nimpuk orang. Tapi namanya orang normal ya pasti bisa dan buat dimakan dong).

Selamat memesan, makan dan nikmati...

29 May 2009

Santai


Ah..... enaknya kalau bisa santai. Meski kadang orang suka sirik lihat orang santai.
Santai, boleh santai. Asal jangan terlalu santai.
Sekarang sudah tanggal 29 Mei 2009. Dua hari lagi bulan mei berakhir. Dulu saya pasang target untuk menyelesaikan buku tiap minggu 1 buku. Dan untuk bulan Mei ini ternyata gatot (gagal total).

Tanggal 1 Mei mulai baca buku Patriot Games karangan Tom Clancy, dan sampai sekarang belum juga selesai. Bukan berarti bukunya ngga bagus. Cuma lagi ada “yang lain.”
Nulis blog juga mandeg selama satu minggu lebih. Bayangkan, 2 kebutuhan pokok (membaca dan menulis) macet begitu lama. Ada sih, baca komik , majalah dan koran. Ada juga nulis, tapi ngga berhubungan dengan blog.
Banyak membaca, karena sumber ilmu. Banyak menulis, biar ilmunya bisa diamalkan. Ngga baca dan ngga nulis karena saya lagi santai dan mikir. Istilah kerennya lagi cari inspirasi. Lagi mikir mau baca apa, lagi mikir mau nulis apa. Biar nanti banyak cerita.

Dulu, waktu di LP. Kalau mau santai, saya suka naik ke atas rumah. Sore hari menjelang matahari pergi. Rasanya aman, nyaman dan tenteram melihat langit yang berwarna kemerahan dan semakin gelap. Apalagi kalau ada angin bertiup sepoi-sepoi (jangan sampai ada angin tornado).
Kenapa sore hari.... karena kalau siang panas. Ngga bagus buat kulit.

Malam hari juga boleh, bisa lihat bintang. Asal jangan lupa sediakan autan, biar ngga kehabisan darah.
Sekarang, kalau mau santai juga bisa. Biasanya waktu berangkat kerja ngga bawa buku. Cukup dengerin lagu pakai earphone. Sambil perhatikan orang-orang di jalan. Kalau sudah capek, tinggal pejamkan mata dan bobo.

Kawan.... Kalau Anda merasa capek, lemah, letih, lesu dan kurang bergairah. Mungkin anda kurang darah.. Minumlah... darah (he he... bercanda).
Mungkin anda perlu santai. Kata mama,”slow down” and “take a break.”
Luangkan waktu sejenak untuk santai, rileks. Ambil nafas dalam-dalam (jangan sambil kentut), kemudian lepaskan (lewat mulut).
Ah......... Lega.

15 May 2009

TV


Handphone penting sebagai alat komunikasi, selain buat telpon ortu, saudara, pacar dan teman. Bisa juga dipakai buat main game dan sebagai alarm. Sebagian besar orang punya HP, bahkan ngga cuma 1, ada yang sampai 2 atau 3. Kalau bawanya lebih dari 3, namanya makelar HP.

Benda kedua adalah Televisi. Kotak ajaib yang bisa menampilkan hiburan. Ngga bisa membayangkan betapa bosannya sendirian di kamar, ngga ada kegiatan dan ngga ada TV. Bisa aja sih baca buku, tapi ngga semua orang suka baca. Apalagi kalau ada di negara orang, ngga ada bacaan yang berbahasa Indonesia. TV jadi pilihan utama.

Setiap hari sebelum kerja dan pulang kerja selalu nonton TV. Kebetulan di tempat saya ada TV kecil peninggalan senior. Sudah agak kuno sih, tapi masih lumayan dan bisa dipakai.
Tadinya satu kamar ada 5 orang, satu persatu pergi dan pindah kerja. Tinggal saya sendiri dan TV tadi. TV nya ngga ada yang mau bawa, selain berat juga mulai rewel.

Sendirian ditinggal teman-teman dan cuma ditemani TV memang menyedihkan. Ditambah lagi TV nya juga mulai berkhianat. Memasuki musim dingin, TV nya bertambah rewel. Kalau pagi ngga mau nyala. Jadi kalau mau nyalain TV, pagi-pagi sudah harus dinyalakan. nanti setelah 2 jam baru akan nyala sendiri. Semakin dingin cuacanya TV semakin rewel. semakin lama kalau mau nyala. Pernah dinyalakan pagi sekitar jam 7 waktu mau kerja, sekitar jam 12 siang baru nyala. Akhirnya TV itu sering saya biarkan nyala. Ngga berani dimatikan.

Itupun ngga bertahan lama. Suatu hari, di musim dingin waktu salju mulai mencair. TV nya mati total. Sudah coba nyalakan satu hari, tapi tetap ngambek. Waktu matahari bersinar TV nya saya jemur, tapi tetap ngga mau nyala. Bahkan saya tutupi dengan selimut tebal dan nyalakan pemanas juga sama. TV nya ngga menunjukkan gejala untuk hidup. Besoknya saya menyerah, segala cara sudah dilakukan dan tetap saja nyawa TV ngga bisa diselamatkan. Oh... sedihnya hatiku.
Mungkin begini rasanya ditinggal pergi oleh TV.
Sedih...
Sepi...
Sendiri lagi...

Untunglah saya sadar, memutuskan ngga akan bersedih terlalu lama. Saya akhirnya pindah kerja. Dapat teman sekamar yang juga ada TV baru, malah lengkap dengan DVD player, mini compo dan microwave. Komplit.
Hidupku kembali berseri, bersinar kembali. Cling.....

Salju


Musim dingin datang, salju turun. Pertama kali melihat salju turun rasanya seperti di alam khayal. Apalagi tempat kerjanya mendukung. Kamar tempat tidur letaknya agak jauh dari pabrik, ada sawah di belakang. Kiri kanan dan depan banyak pohon. Wah, bagus sekali melihat salju yang seperti kapas halus turun. Teksturnya lebih lembut dari es serut. Cuma dalam waktu sekitar 1 jam, hampir semua permukaan kelihatan putih bersih.

Waktu salju turun, udara masih belum seberapa dingin. Ya, walaupun dingin tapi masih tertutupi oleh rasa keindahan dan kekaguman melihat salju. Setelah lewat beberapa minggu dan apalagi waktu saljunya mulai mencair, udara menjadi semakin dingin.

Kamar tempat tidur memang ada pemanas. Ada 2 macam, yang satu biasanya berbentuk seperti kipas angin, tapi ada elemen pemanasnya. Jadi yang keluar hawa panas. Atau yang bentuknya seperti radiator. Bahan bakarnya bisa minyak tanah. Hawa panas keluar dari besinya. Yang kedua seperti tikar untuk tidur. Atau biasanya ditanam langsung di lantai. Tapi ngga semuanya, paling sekitar 1x2 meter atau seukuran kasur tempat tidur. Sisanya yang ngga ada pemanasnya tetap dingin seperti di freezer.

Air yang saya taruh dekat pintu ngga lama langsung jadi es. Kalau cuci pakaian, sebaiknya taruh di dalam kamar yang ada pemanasnya. Pernah saya coba jemur di luar, kebetulan ada matahari. Waktu sore hari dan mau ngambil, pakaian jadi es, beku, kaku seperti papan.

Salju mencair, datanglah musim semi (sekitar bulan April), pohon yang tadinya gundul tiba-tiba keluar bunga. Bagus, seperti pohon mainan. Ngga ada daunnya , cuma ada batang, dahan, ranting dan bunga. Udaranya juga enak, sejuk. Matahari terasa hangat, ngga menyengat. Kalau ada angin tambah segar.

Memasuki bulan Juli, udara semakin panas. Waktunya makan es krim sebanyak-banyaknya. Terang lebih panjang. Biasanya sampai hampir jam 8 malam baru gelap. Kalau pagi, sekitar jam 4 lebih udah mulai terang. Kalau kerja sering ngga betah. Keringatan terus.

Bulan Nopember mulai dingin, angin kadang bertiup kencang. Daun-daun berguguran. Ohya, sebelum gugur, daunnya berubah warna. Kuning dan merah. Bagus, bisa dikumpulin daun yang bagus, dilaminating dan dijadikan pembatas buku.

Musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur memang punya keindahan masing-masing. Tapi saya tetap lebih senang musim di Indonesia. Terutama musim durian, musim rambutan, musim mangga, musim duku dan semua musim buah yang ada di Indonesia. Ngga nyambung ya....

14 May 2009

Mie Dingin


Kimci adalah makanan pokok orang Korea. Setiap jenis makanan pasti ada kimci nya. Nasi pakai kimci, nasi goreng, mie, bubur, burger dan bahkan ada es krim rasa kimci. Rasanya sih biasa aja, mungkin terasa aneh di lidah orang Indonesia. Rasanya asin, kecut dan berair. Semakin lama dibiarkan, rasa dan aromanya semakin tajam. Orang Korea suka yang itu. Kalau saya sih suka yang masih baru, segar dan aromanya ngga tajam. Seperti salad.
Bahan dasar yang dipakai adalah sawi putih, tapi ada juga yang dari timun, lobak dan beberapa jenis sayuran lainnya.

Sebenarnya banyak makanan yang menarik di Korea, seperti ayam isi ginseng, ada juga jenis bakar-bakaran. Orang Korea juga suka cabe besar, warnanya hijau dan masih muda. Langsung dimakan, ngga seberapa pedas. Mie instant nya juga enak. Saya suka yang merek Nong Sim Sin Ramyon. Warna bungkusnya dominan merah. Di supermarket (Indonesia) banyak juga jual, yang asli buatan Korea, harganya sekitar 11 ribu atau lebih perbungkus. Ada juga yang buatan Cina, harganya lebih murah, cuma sekitar 6 ribuan. Rasanya cuma beda dikit. Yang asli Korea, setelah dimasak mienya lebih kenyal.

Mie instant bisa dimakan sepanjang musim, baik dingin, panas, semi atau gugur. Tapi paling enak waktu musim dingin. Mie yang baru matang dan masih mengeluarkan asap akan lebih nikmat rasanya. Kalau pernah lihat film Korea, akan kelihatan kalau mereka makannya langsung dari panci dan pakai tutup panci sebagai alasnya. Mie yang masih panas diangkat pakai sumpit, ditiup sebentar dan langsung diseruput/sedot. Lezat.

Ada lagi mie yang khusus untuk musim panas. Namanya “Naeng Myon” atau mie dingin. Sesuai dengan namanya. Mie ini kuahnya dingin. Bagi anda yang penasaran, disarankan untuk mencobanya waktu ke Korea dan waktu musim panas. Aneh juga sih, makan mie dengan kuah dingin. Ohya, pertama kali saya diajak makan mie dingin di rumah makan sempat kaget. Ngga nyangka kalau mie disajikan dalam “baskom besar.”

Mie biasanya disajikan pakai mangkok. Nah, mie dingin yang saya makan ngga bisa dibilang kalau disajikan dengan mangkok. Besarnya mungkin 3 kali mangkok biasa. Makanya saya sebut baskom. Mienya lumayan banyak. Kuahnya super banyak. Ngga heran kalau saya akhirnya nyerah dan meninggalkan baskom itu dengan sisa hampir 1/3.

Masih penasaran dan mau mencoba. Gampang sih, beli aja mie instant 3 bungkus, rebus seperti biasa. Jangan lupa siapkan “baskom”, masukkan mie yang sudah matang tadi, terus tambahkan es batu yang banyak. Selamat menikmati. Ohya, jika sakit berlanjut segera hubungi dokter. Ha ha...