04 April 2009

Taipei


Perjalanan Jakarta – Taipei sekitar 5 jam. Karena belum pernah keluar negeri, maka nurut aja koper diisi segala macam. Mulai dari segala macam obat sampai berbagai macam rasa mie instant. Malahan waktu di Jogya sempat beli jaket tebal. Tapi akhirnya jaket itu ngga pernah dipakai dan saya berikan ke teman. Jaketnya terlalu tebal, cocok dipakai kalau ke Antartika.

Sampai di Taiwan, langsung diantar ke pabrik ( Cheng Fwa Industrial Co.Ltd ). Sudah sekitar jam 11 malam waktu setempat. Kebetulan Om saya masuk shift malam. Makanya dia yang jemput dan antar kami pakai forklift. Ohya, yang ditempatkan ke pabrik ada 4 orang. Saya, Susanto, Subali dan Ferry.
Kamarnya juga sudah disiapkan. Satu kamar antara 2-4 orang. Kebetulan kamar saya 3 orang dan salah satunya teman satu kampung dan waktu SD satu sekolah. Makanya sama Om diatur satu kamar disana.

Tempat tinggalnya dekat dengan pabrik. Kalau lewat belakang cuma jarak 1 gang kecil. Bebas tanpa satpam. Kira-kira ada sekitar 30 orang Indonesia, 1 orang Singapore, dan 2 dari Thailand. Pagi jam 8 sudah ada di pabrik, laporan dan terus dibawa untuk check up. Katanya yang paling penting adalah periksa apakah cacingan atau ngga. Kalau ditemukan cacingan, langsung dipaketkan kembali ke negara asalnya. Ngga tahu alasannya kenapa, dugaan semua orang katanya kalau cacingan itu berarti malas. Nyambung ngga ya?

Selesai check up, kami berempat langsung disuruh kerja. Ringan aja sih, cuma disuruh rapikan gudang tempat penyimpanan karton. Sore sekitar jam 4 mandor/kepala pabrik ( selanjutnya kami panggil Lao Ta ) datang dan membagikan uang untuk jajan dan belanja. Karena gajian masih lama. Sebenarnya panggilan Lao Ta itu ngga cocok. Kami cuma mengikuti senior yang udah lama kerja disana. Mungkin karena terlalu banyak nonton film mafia HongKong. Mereka suka memanggil Boss mereka dengan panggilan Lao Ta. Whateverlah, yang penting mandornya ngga protes. Asal jangan dipanggil Mas atau A Bang atau Cak, bakalan dicuekin ama Lao Ta..

Tiap pagi mulai kerja jam 8 sampai jam 5 sore, istirahat makan dari jam 12 s/d jam 1 dan tiap 2 jam ada istirahat 10 menit untuk minum, rokok dan ke WC. Diatas jam 5 sore dihitung lembur. Ada juga shift malam yang mulai kerja jam 5 sore sampai jam 8 pagi. Istirahat 10 menit tiap 2 jam, tapi istirahat makan cuma 30 menit. Jam kerjanya lebih panjang. Tapi bayarannya juga sekitar 2 kali lipat bayaran shift pagi. Tapi orang baru biasanya cuma dapat shift pagi, setelah 3 bulan atau lebih dan sudah mampu, baru kebagian shift malam.

Namanya juga orang baru, kerjanya juga masih yang ringan-ringan. Masih sering tanya ke senior. Pernah satu kali, saya disuruh bawa barang produksi dari bagian press ke bagian packing. Sudah setengah jalan baru sadar kalau belum tahu dimana bagian packing. Kebetulan ketemu satu orang cowok, langsung saya dekati dan tanya,”Mas, bagian packing sebelah mana?” Orangnya cuma diam dan lihat saya, terus tangannya nunjuk ke depan. Dalam hati saya pikir, “sombong banget, masa gitu aja ngga mau ngomong,” padahal sudah saya tanya dengan sopan dan semanis mungkin.

Waktu istirahat makan, saya cerita ke salah seorang senior. Dan ternyata itu bukan orang Indonesia. Memang warna kulit dan postur tubuh sama, tapi dia orang Thailand. Makanya diam aja waktu diajak ngomong. Mungkin dia nangkap kata “packing”, makanya cuma bisa diam sambil menunjukkan arahnya.

No comments:

Post a Comment