14 February 2009

L P


Kata orang, nulis itu gampang.
Ada juga sih yang anggap kalau lebih gampang ngomong.
Memang betul dua-duannya, ngomong gampang, nulis ya gampang... Susahnya merangkai kata-kata menjadi percakapan atau cerita yang menarik.


Tapi, itu ngga usah dibahas. Saya sih maunya cuma nulis, mau cerita, biar nanti kalau sudah tua bisa diwariskan ke anak cucu. Sebenarnya sih anak cucu ngga mengharapkan bakal dapat warisan seperti ini. Zaman sekarang ini mungkin anak-anak lebih senang kalau diwariskan harta dan kekayaan. Tapi, siapa tahu nanti berubah, Anak-anak ngga lagi senang kalau cuma diwariskan harta, kekayaan, tapi harus ditambah dengan warisan cerita. Biar Jelas asal-usulnya, biar bisa jadi omongan.
Ngga perlu jadi orang terkenal biar bisa dibukukan ceritanya. Cukup nulis aja di blog.
Puji Tuhan kalau nanti ada yang tertarik dan mau menerbitkannya. Khan lumayan, bisa jadi terkenal dan banyak uang, he he..

Tanggal 29 April muncul di dunia ini, Anak kedua dari 4 bersaudara. Yang paling besar cowok, terus saya, adik cowok dan terakhir adik cewek.
Lahir di LP... Bukan Lembaga Permasyarakatan, tapi LUBUK PAKAM.
Kota kecil nan indah ( he he... ) sekitar 30 km dari Medan, Sumatera Utara.
Karena kecilll dan indah itu, makanya kalau nyari di peta harus hati-hati, pakai mikroskop biar kelihatan jelas. Kalau pakai GPS mungkin ngga akan nemu.
Kalau orang tanya saya asalnya darimana, biasa saya jawab Medan. Meskipun orang Medan sering di Cap jelek. Tapi biarlah, khan ada pepatah yang mengatakan “ Lebih baik jelek di Cap jelek tapi eksis, daripada udah jelek tapi ngga ada di peta.”

Masa kecil dihabiskan di LP ( sekali lagi.... LP itu LUBUK PAKAM ).
Dari TK sampai SMA di sana, sekolah di PKMI ( Perguruan Kristen Methodist Indonesia ), yang sampai sekarang masih berdiri dan sebagai sekolah terbaik di LP.
Dari rumah ke sekolah dekat, paling sekitar 200 meter ( itu juga kalau saya ngga salah itung lho ). Makanya kalau ke sekolah itu cukup jalan kaki. Selain sehat, juga irit. Lagian lho kalau mau pakai mobil juga belum cukup umur, parkirnya susah dan yang terutama... belum punya mobil. Pakai sepeda motor atau sepeda angin juga repot, terlalu dekat. Ngga efisien.

Sejak SD, sudah keliatan kalau hobbynya minggat.
Saya sering nginap di rumah Pho-Pho ( sebutan lain untuk Oma, Emak, Nenek ). Walaupun jarak rumahnya dekat. Paling sekitar 100 meter dari rumah.
Hobby itu terus berkembang, semakin lama semakin merambah dan meluas... Kalau dulunya cuma dalam radius 100 meter, lama-lama berkembang.
SMP sampai SMA banyak kenal dengan teman baru. Beberapa kali nginap di rumah mereka. Ada yang di Perbaungan, Pantai Cermin, Pantai Labu, Pasar Sore, Bok Serong.

No comments:

Post a Comment