13 May 2009

Subway


Transportasi umum di Korea Selatan memang patut diacungi jempol. Bersih, tepat waktu dan jumlahnya mencukupi untuk jumlah pemakainya. Mungkin itu yang membuat mereka senang menggunakan transportasi umum daripada membawa kendaraan sendiri. Selain irit ongkos, juga lebih efisien. Cepat dan ngga usah repot mikirin tempat parkir.

Saya lebih senang pakai subway daripada bus. Lebih nyaman dan gampang baca peta lokasinya. Tinggal beli tiket yang bisa isi ulang. Setiap kali keluar masuk stasiun cuma discan, kartu itu juga bisa digunakan untuk naik bus. Lagian di subway ramai, ada yang malah seperti mall. Banyak toko yang menjual segala macam pakaian, sepatu dan aksesoris, tas dan makanan.

Pengalaman “menyenangkan dan tak terlupakan” waktu naik subway terjadi sekitar 2 bulan setelah saya tinggal di Korea. Waktu itu visa kunjungan yang cuma 30 hari sudah habis. Praktis saya termasuk illegal worker. Bisa dideportasi kapan saja. Saya dan 2 orang teman lagi jalan-jalan dari Ui Jong Bu, rencananya mau main ke daerah O Ryu Dong dan Sindorim.

Saya dan Ken ngobrol di dekat pintu, teman yang satu lagi (Hin) adalah senior yang usianya 40 lebih. Saking asyiknya ngobrol, ngga tahu kalau ada polisi yang datang. Hin yang dari jauh melihat langsung menjauhi kami, duduk dan pura-pura tidur. Tinggal saya dan Ken bengong. Mau menghindar juga sudah telat. Akhirnya cuma bisa pasrah dan berdoa dalam hati. Terbayang sudah negara tercinta Indonesia di depan mata.

Dua orang polisi itu menanyakan passport saya dan Ken, terus mereka mengeluarkan fotocopy passport dan mencoba untuk mencocokkan dengan passport kami. Rupanya polisi itu lagi mencari tenaga kerja yang kabur. Dan beruntunglah kami karena polisi tadi ngga memperhatikan visa yang expired. Passport dikembalikan ke kami dan polisinya melanjutkan ke gerbong berikutnya. Ahhhh, lega rasanya.
Sampai di O Ryu Dong, Hin bilang sambil bercanda kalau polisinya mendekatinya kami gara-gara Ken, soalnya kulitnya hitam dan raut wajahnya jauh beda sama orang Korea.

Sejak kejadian itu, setiap kali naik bus atau subway harus selalu waspada. Ngga boleh ngumpul, paling cuma berdua. Kalau bisa penampilan disamakan dengan orang Korea. Sempat juga trauma selama satu bulan, tiap kali lihat polisi langsung takut sendiri. Pernah waktu mau belanja di supermarket, terus lihat ada polisi, saya dan Ken langsung kabur dan pulang. Hin yang lihat kami datang tanpa belanjaan jadi bingung. Akhirnya Hin temani kami berdua ke supermarket lagi untuk belanja.
Ya..... memang ngga enak jadi ilegal.

No comments:

Post a Comment