01 April 2009

Goodbye Jogya


Setelah lulus, saya masih di Jogya. Sampai awal tahun 1999 baru disuruh pulang bareng Sud. Koko mau menikah. Akhirnya sibuk cari tiket buat pulang ke Lubuk Pakam. Ortu juga sudah ngga dagang di Serbelawan. Jadi nanti semuanya bisa kumpul di LP.

Kali ini naik kapal laut, berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok menuju Belawan. Tiket dapat dari teman, ada saudaranya yang ngga jadi berangkat. Saya dan Sud OK aja dan ngga tahu kalau nanti bakalan jadi masalah. Waktu di dalam kapal baru sadar, tiketnya atas nama orang lain dan yang paling parah nama yang tertera di tiket adalah cewek. Otomatis dalam satu kamar itu semuanya cewek. Langsung saya dan Sud berusaha untuk ngurus dan minta pindah. Ternyata lewat jalur resmi ngga bisa, akhirnya dengan bantuan teman tiket bisa ditukar, cuma beda kelas. Jadi kelas III kalau ngga salah, yang tempat tidurnya banyak dan ngumpul. Masih untung dapat tempat tidur, sementara tas dan barang bawaan lainnya kami titipkan ke teman, dia dapat yang kelas I.
Lebih enak naik kapal laut, bisa jalan-jalan. Ngga terlalu capek, bisa lihat laut dan langit (cuma itu yang sering kelihatan). Kadang nonton film (harus bayar). Kamar mandinya juga bersih dan ada air panasnya juga. Dapat makan untuk kelas tertentu.

Ngga lama di LP, setelah acara selesai dan berkunjung kesana kemari akhirnya kembali ke jogya.
Waktu di Jogya, Cai dan C.Seng telpon dari Taiwan nyari saya. Disuruh ke sana juga, biar rame katanya. Saya ngga terlalu menanggapi, masih betah di Jogya. Tapi, ternyata petualangan saya di Jogya ngga bertahan lama. Saya harus meninggalkan Jogya begitu dengar kabar kalau mama lagi sakit. Akhirnya saya putuskan untuk kembali ke LP.

Naik Bus, mampir dulu di Palembang, tinggal beberapa hari disana dan jalan-jalan. Setelah itu baru langsung ke Lubuk Pakam.

Mama ternyata sakit kanker pankreas, malah sempat dibawa berobat ke pulau Penang ( Malaysia). Di LP saya sempat beberapa kali temani beliau ke dokter untuk kemoterapi. Rambut mama rontok semua, belum lagi serangan rasa mual kalau habis kemoterapi. Segala macam pengobatan alternatif juga dicoba.

Selama di LP, saya mencoba melamar dan mencari kerja. Akhirnya ada saudaranya papa yang di Medan mengusulkan untuk kerja di Taiwan. Katanya ada Om saya yang sudah kerja disana, gajinya lumayan besar. Kalau mau segera urus passport dan daftar di PT (tempat menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri). Saya pikir, bagus juga. Gaji besar, bisa keluar negeri. Kerja dan jalan-jalan. Sekali dayung, sampai Taiwan........Naik bus lagi ( tapi ngga ke Taiwan lho), tujuannya ke Jogya dulu, ketemu Sud.

No comments:

Post a Comment