14 April 2009

Mie Instant


Mie instant boleh dikatakan sebagai makanan pokok kedua setelah nasi. Selain cepat saji, enak, banyak pilihan rasa dan harganya juga ngga memberatkan kantong. Sebenarnya banyak mie Taiwan dijual di mini market ( 7 eleven ) dekat pabrik. Tapi karyawan Indonesia lebih senang beli mie instant dari Indonesia. Tiap kali gajian ada yang datang jualan barang-barang dari Indonesia.

Kalau masuk shift malam, saya suka beli mie instant yang cukup diseduh air panas (seperti pop mie), tapi yang ini bungkusnya besar dan ada potongan daging yang lumayan besar. Kalau masuk shift pagi dan lembur sampai malam (jam 8 sampai kadang jam 10 malam), pulangnya cuma masak Indomie goreng atau kuah plus telur. Biasanya masak untuk 3-5 orang. Ada yang bagian masak, dan ada yang bagian cuci.

Pertama kali sampai dan makan masakan Taiwan yang berminyak, perut langsung protes. Di dalam rasanya seperti ada tsunami, bergemuruh. Akhirnya ya... mencret. Untungnya cuma 1 hari, setelah itu mulai terbiasa.
Kalau hari minggu dan tidak lembur, bisa ke Tao Yuen. Naik kerete api sekitar 30 menit. Di sana banyak orang Indonesia kumpul. Juga ada rumah makan Indonesia. Ketemu dengan Cai dan C.Seng di sana. Main video games, makan dan jalan-jalan.

Pertama kali ke Tao Yuen bareng sama teman-teman. Ngga ada masalah, mulai berangkat dari pabrik naik bis ke Taipei, setelah itu naik kereta api tujuan Tao Yuen. Yang kedua nekad berangkat sendiri, naik bis ke Taipei ngga masalah. Waktu naik kereta api lupa yang mana stasiun Tao Yuen, jadi kira-kira aja. Begitu sudah sekitar 30 menit dan kereta apinya berhenti langsung cepat-cepat turun. Kebetulan ada orang Taiwan dan dengan bahasa pas-pasan nekad tanya,” Ce Li Se Tao Yuen Ma? ( sini Tao Yuen ya?” dan dijawab,”Pu Se (bukan)..... Langsung cepat-cepat naik lagi dan masuk dalam kereta api (yang untungnya belum berangkat). Ternyata Tao Yuen ada di stasiun berikutnya. Setelah diperhatikan, ternyata banyak orang Indonesia yang turun di sana. Saya ikut aja, dan memang benar. Akhirnya sampai juga.

Waktu pulangnya naik kereta api dari Tao Yuen ke Taipei ngga masalah. Stasiun Taipei gampang dikenali karena khas dan ramai. Dari Taipei naik bus ke pabrik yang jadi masalah. Saya salah turun lagi. Padahal pabrik masih lumayan jauh, saya sudah turun. Setelah jalan sebentar dan celingak-celinguk kayak monyet bingung akhirnya baru sadar kalau sudah mendarat tidak pada tempatnya. Busnya juga sudah kabur ntah kemana. Akhirnya naik taksi (untung masih hapal alamat pabrik dan ada uang).
Malu bertanya pasti jalan-jalan.

Ohya, kok jadi ngga nyambung dengan cerita mie instant yang diatas ya?. Ya,... pokoknya kalau lapar setelah tersesat, mau praktis, makanlah mie instant... Ha ha ha.

No comments:

Post a Comment